Lokapena-Bojonegoro, Produksi Batu Bata Merah di Bojonegoro mengalami penurunan drastis saat memasuki musim hujan. Sebagai informasi, proses pembuatan batu bata tidak terlepas dari cahaya sinar matahari, itu sebabnya proses penjemuran sedikit terhambat.
Salah satu produsen batu bata di Ledok Kulon Bojonegoro mengungkapkan, beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur wilayah Bojonegoro. Padahal, dalam membuat batu bata harus dijemur dibawah sinar matahari langsung dalam waktu cukup lama.
Dia menambahkan, dalam proses penjemuran melebihi batas sewajarnya. Dari semula hanya 2-3 hari, kini bisa mencapai 5 harian.
“Masih ada yang produksi batu bata merah di Ledok Kulon Bojonegoro. Namun itu, kualitas yang dihasilkan tidak sempurna karena proses penjemuran tidak maksimal. Kalau saya sendiri, masih bisa buatkan namun harga batu bata merah cukup mahal,” ungkap Purwanto salah satu produsen Batu Bata Merah Jum’at (06/11/2020).
Lihat Juga: Galeri UMKM Bojonegoro Unggulkan Produk Lokal, Semua Andalan
Lebih lanjut, Purwanto menuturkan jika biasanya harga saat musim panas dibanderol Rp 550.000 untuk 1.000 batu bata merah kini bisa naik 2 kali lipat.
“Produksi batu bata merah itu kan lumayan sulit, apalagi bahan utamanya tanah liat. Ketika musim hujan, saya tidak berani ambil tanah liat di bengawan banyak-banyak, karena arus airnya sendiri cukup besar. Itu sebabnya harga batu bata menjadi mahal,” tambahnya.
Tingkat Permintaan Batu Bata Merah Menurun
Cuaca adalah kendala utama bagi produsen batu bata merah di Ledok Kulon Bojonegoro. Saat musim hujan, hampir sebagian produsen memilih berhenti untuk memproduksi. Imbasnya, tidak ada pemasukan harian yang diterima.
“Masih ada yang produksi batu bata merah, namun lebih banyak yang tidak membuat karena resikonya juga besar. Namun, ketika masuk musim panas wilayah disini (Ledok Kulon) mulai memproduksi dalam jumlah banyak,” ujar Purwanto.
Terlebih lagi adanya pandemi covid-19, membuat tingkat permintaan batu bata merah mengalami kemerosotan. Ditafsir, jumlah penurunan mencapai 75 persen dari kondisi normal sebelumnya.
Lihat Juga: Pasar Keroncong Ngroworejo, Geliat Ekonomi Baru
“Masih ada satu dua orang yang memesan batu bata merah, namun tidak sebanyak saat kondisi normal,” tutup Purwanto ke pewarta.